Senin, 27 Juni 2011
Perjuanganku Mencari Pekerjaan
Bagikan di Google+
Lembur membuat saya teringat akan perjalan saya dalam mencari pekerjaan di berbagai kota,mulai dari kampus, perusahaan IT, developer di Jakarta, Bandung. Ingin membagi sedikit kisah perjuangan saya dalam mencari dana buat bertahan hidup menadi seorang lelaki yang mandiri. "Semoga kisah ini bermanfaat ya".
Mondar mandir sana sini singgah dari satu kota ke kota lain, menghampiri berbagai terminal untuk menaiki bus Damri yang akan mengantarkan saya ke tempat perusahaan yang memberikan saya kesempatan untuk melakukan wawancara, tak ketinggalan kereta api juga pernah mengantarkan saya dari Bandung ke Jakarta untuk melakukan tes wawancara di sebuah perusahaan minyak yang pada saat itu uang juga pas-pasan, makanya memilih naik kereta api :D soalnya lumayan murah gak sampai lima puluh ribu rupiah ongkosnya, lumayan pulang pergi hanya seratus ribu rupiah (uangnya minjem/ngutang lagi).
Sepatu yang sudah usam dan yang alas sepatunya sudah patah menjadi teman setia dalam mengunjungi perusahaan-perusahaan yang memberikan saya kesempatan untuk melakukan wawancara. Berat rasanya meminta uang kepada orang tua untuk membeli sepatu baru, mending uangnya digunakan buat keperluan adik-adik yang masih bersekolah. Tak peduli Meski kaki ini lecet dan panas bahkan malu saat bertemu dengan orang yang wawancara juga saat itu tidak mengurungi semangat bersaing dalam melakukan wawancara.
Tapi Lelah pun berubah menjadi keceriaan dan haru kebahagiaan saat saya mendengar nama saya dipanggil oleh Pudir Kampus saat acara Gladi Kotor Wisuda. Beliau meyampaikan pengumuman penting mengenai nama-nama yang lulus dan diterima oleh perusahaan BUMN tersebut. Kaget dan gugup saat nama "Aulia Rahman" dipanggil dan maju kedepan podium.
Berita ini tak saya kabarkan kepada orang tua saya, karena saya ingin memberikan hadiah kepada beliau hingga akhirnya saat wisuda Ibu menangis di bahu saya saat acara wisuda berakhir..
"Kenangan terinda yang terbayar dengan tangisan air mata kebahagiaan seorang ibu.."
Salam Persohiblogan, semoga bermanfaat ^_^
Setelah semester 6 (diploma) dijalanin dan terlewati tiba saatnya memfokuskan diri pada tahap selanjutnya mau menyambung kuliah apa memulai kehidupan sebagai seorang pemuda yang mandiri yang tidak ingin merepotkan orang tuanya lagi.
Hingga suatu hari terjadi perbincangan via phone antara saya dengan ibu saya lalu terketuk hati dan pikiran saat ibuku berkata “Kalau gak dapat pekerjaan pulang kampung ya. haha” Mungkin bagi saya ibu dan saya memang suka bercanda, tapi saya meminta kesempatan kepada ibu untuk diberi kesempatan enam bulan lagi buat mencari pekerjaan.
Dan saat itulah semua perjalanan dimulai, bermodalkan modem dan si putih (laptop) saya berusaha ikut dan mencoba memasukkan berbagai lamaran yang membuka lowongan pekerjaan secara online, buka email tiap hari yang sudah didaftarkan ke situs lamaran kerja. Semua itu berlangsung beberapa minggu tidur pun sudah mulai tak terjadwal, bangun pun juga berharap ada email atau ada suara dering hape yang asalnya dari perusahaan yang saya lamar.
Mondar mandir sana sini singgah dari satu kota ke kota lain, menghampiri berbagai terminal untuk menaiki bus Damri yang akan mengantarkan saya ke tempat perusahaan yang memberikan saya kesempatan untuk melakukan wawancara, tak ketinggalan kereta api juga pernah mengantarkan saya dari Bandung ke Jakarta untuk melakukan tes wawancara di sebuah perusahaan minyak yang pada saat itu uang juga pas-pasan, makanya memilih naik kereta api :D soalnya lumayan murah gak sampai lima puluh ribu rupiah ongkosnya, lumayan pulang pergi hanya seratus ribu rupiah (uangnya minjem/ngutang lagi).
Stasiun dan terminal seolah menjadi tempat peristirahatan sementara saat terik matahari menyinari diri saat perjalanan itu. Sebotol air mineral memberikan kesegaran dan semangat harapan dalam perjalanan kembali setalah selesai melakukan wawancara.
Sepatu yang sudah usam dan yang alas sepatunya sudah patah menjadi teman setia dalam mengunjungi perusahaan-perusahaan yang memberikan saya kesempatan untuk melakukan wawancara. Berat rasanya meminta uang kepada orang tua untuk membeli sepatu baru, mending uangnya digunakan buat keperluan adik-adik yang masih bersekolah. Tak peduli Meski kaki ini lecet dan panas bahkan malu saat bertemu dengan orang yang wawancara juga saat itu tidak mengurungi semangat bersaing dalam melakukan wawancara.
Tapi Lelah pun berubah menjadi keceriaan dan haru kebahagiaan saat saya mendengar nama saya dipanggil oleh Pudir Kampus saat acara Gladi Kotor Wisuda. Beliau meyampaikan pengumuman penting mengenai nama-nama yang lulus dan diterima oleh perusahaan BUMN tersebut. Kaget dan gugup saat nama "Aulia Rahman" dipanggil dan maju kedepan podium.
Berita ini tak saya kabarkan kepada orang tua saya, karena saya ingin memberikan hadiah kepada beliau hingga akhirnya saat wisuda Ibu menangis di bahu saya saat acara wisuda berakhir..
"Kenangan terinda yang terbayar dengan tangisan air mata kebahagiaan seorang ibu.."
Salam Persohiblogan, semoga bermanfaat ^_^
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar