Selasa, 19 Juli 2011
kakakku kebanggaan ku
Bagikan di Google+
kawan, ditengah hiruk pikuknya dunia dan perkembangan era globalisasi, hiduplah sebuah keluarga kecil nan miskin, keluarga ini hanya terdiri dari seorang ibu dan dua anak laki laki dan 1 anak perempuan yang bungsu, setelah ayah mereka tiada, yang menjadi tulang punggung keluarga mereka adalah anak sulung mereka yang bernama amir, seorang kakak yang hanya tamatan sekolah dasar yang hanya bisa melanjutkan pendidikan sampai kelas dua SMP dan harus rela menyelesaikan pendidikannya sampai tingkatan yang sangat minim karena berpulangnya sang ayah kepada sang khalik. walaupun sempat putus asa, amir juga sadar kalau dia sangat dibutuhkan untuk kelanjutan hidupnya dan keluarga nya.
kawan, dibalik realita hidup baru yang dihapai amir, namun dia selalu tabah dan selalu bisa menerima semuanya dengan ikhlas, dan walaupun dia sadar kalau dia tidak bisa melanjutkan cita citanya lagi untuk meneruskan pendidikan, namun karena semangatnya itu, dia tidak mau kalah dengan nasib, salah satu inisiatif barunya adalah adiknya adit. dia ingin menyekolahkan adit, dia ingin mewujudkan cita cita adit, walaupun dia tau itu bukan hal yang mudah.
kawan, ini kisah tentang kesetiaan, ini juga kisah tentang pengabdian, dan ini juga kisah tentang cinta. kisah ini kudapat saat aku lagi nongkrong dengan kawan kawan di kampus, dan awalnya cuma cerita fiktif biasa yang hanya ocehan agar tidak ada keheningan dan bahan pembicaraan, dan walaupun sebelumnya pernah di liris oleh sahabat saya di media kampus, tapi sekarang saya juga ingin melampirkan untuk kawan kawan bloofer semua dan semoga ini berkenan dan bisa menjadi pedoman kepada kita semua. amin ya rabb !!!
kawan, ditengah hiruk pikuknya dunia dan perkembangan era globalisasi, hiduplah sebuah keluarga kecil nan miskin, keluarga ini hanya terdiri dari seorang ibu dan dua anak laki laki dan 1 anak perempuan yang bungsu, setelah ayah mereka tiada, yang menjadi tulang punggung keluarga mereka adalah anak sulung mereka yang bernama amir, seorang kakak yang hanya tamatan sekolah dasar yang hanya bisa melanjutkan pendidikan sampai kelas dua SMP dan harus rela menyelesaikan pendidikannya sampai tingkatan yang sangat minim karena berpulangnya sang ayah kepada sang khalik. walaupun sempat putus asa, amir juga sadar kalau dia sangat dibutuhkan untuk kelanjutan hidupnya dan keluarga nya.
kawan, dibalik realita hidup baru yang dihapai amir, namun dia selalu tabah dan selalu bisa menerima semuanya dengan ikhlas, dan walaupun dia sadar kalau dia tidak bisa melanjutkan cita citanya lagi untuk meneruskan pendidikan, namun karena semangatnya itu, dia tidak mau kalah dengan nasib, salah satu inisiatif barunya adalah adiknya adit. dia ingin menyekolahkan adit, dia ingin mewujudkan cita cita adit, walaupun dia tau itu bukan hal yang mudah.
kawan, setelah sepuluh 5 tahun ayahnya meninggal dunia, amir masih terus bekerja keras, apa saja dia lakukan asalkan itu halal, mulai dari kuli bangunan, melaut, kuli pasar, sampai menjadi petani upahan di kebun kebun orang, semua dia lakukakan untuk mewujudkan cita cita adiknya, walaupun harus pergi setelah subuh pulang menjelang magrib dan kadang juga harus berkutat dengan pekerjaan lain setelah magrib, namun itu tidak akan menggoyahnya.
kawan, saat ini adit telah diterima di sebuah universitas negeri fakultas kedokteran, dan amir pun tau kalau dia sudah tidak boleh lagi bermain main sekarang, dia juga tau kalau biaya kuliah kedokteran bukan sembarang harga, walaupun adit ingin kuliah sambil kerja, namun amir selalu melarangnya, dia hanya ingin adit fokus, dan bisa belajar dengan lebih efectif tanpa beban.
Kawan, krisis demi krisis dilalui amir dalam menghadapi kepahitan hidup dan susahnya mencari nafkah, namun itu tidak mematahkan semangatnya, dia Cuma ingin satu hal,,,adik2 nya bisa bersekolah tinggi. Tahun demi tahun di lalui adit dalam proses belajarnya, hingga suatu saat dia harus mengikuti praktek kerja lapangannya, dan ini yang menjadi bebannya,dia tau kakaknya pergi membanting tulang untuk pendidikannya, dan dia tidak tega mengatakan ini pada amir, namun dia juga paham akan kakaknya, amir akan marah jika dia tidak menceritakannya, dan akhirnya setelah shalat isya adit duduk disamping kakaknya sambil berkata:
Kak, aq dah mulai praktek, aku butuh biaya untuk ini kak, bagaimana menurut kakak? Sapa adit dengan sopannya.
Sesaat amir diam, dan menjawab tegas;
Dit, tugasmu itu kuliah yang benar, urusan duit, yar kakak yang cari, pokoknya kamu harus fokus dengan kuliahmu,
Adit tertunduk,dia sangat terkejut akan kata2 itu, kata2 yg muncul dari kakak yang sangat disegani dan di sayanginya. Adit bangun dan masuk kekamar untuk istirahat, sedangkan amir kembali merenungkan nasibnya untuk besok, sembari memikirkan apa yang harus dilakukan untuk bisa menghasilkan itu dia membaca koran. Sampai matanya lelah karena membaca dan tertidur pulas.
Kawan, keesokan harinya amir melakukan aktivitasnya seperti biasa, setelah shalat subuh di mesjid dia sempatkan membaca alqur’an dan berdoa, setelah itu dia kembali pergi bekerja, bekerja apa saja, asalkan halal dan bisa bermanfaat bagi ibu dan adik2nya. Disaat dia melintasi sebuah jalan, dia heran dengan sesuatu yang dilihatnya, orang orang sedang berkumpul sambil antri, dia pun penasaran dan mendekati kerumunan itu dan bertanya;
Mas, ada apa kok rame2 gini?
Orang itu menjawab; oh ini mas ada donor darah, dibayar lho mas, satu kantung 300 ribu, kan luimayan mas
Amir tersenyum, dia mendapatkan jawabannya sekarang, dia akan mendonor darah, sebagai upah dia akan bisa diberikan buat kuliahnya adit. Dan akhirnya amir mendonorkan darahnya, dan pulang dengan wajah berseri seri penuh kemenangan.
Hari demi hari dilalui amir dengan mengatur menu makannya, dia sudah rajin olah raga dan mengkonsumsi makanan berprotein, karena setiap 1 minngu sekali dia aktif mendonorkan darahnya. Namun adit mulai curiga dengan kakaknya, kakaknya kelihatan kurus sekali, matanya lesu, bibirnya kering dan pucat, adit sampai memikirkan kalau kakaknya sudah terjerumus dalam dunia hitam dan mengkonsumsi narkoba, adit pun mulai curiga kalau semua biaya dia kuliah itu dari hasil penjualan obat obat terlarang. Dan pada suatu malam sebelum tidur adit menjumpai kakaknya, dan bertanya ;
Kak, kakak kurus sekali, kenapa kak? Kakak sakit ya?
Amir hanya diam, adit lalu melanjutkan ;’’ kak, kakak harus hati hati dengan kehidupan di luar sana, dunia sekarang sudah edan kak, adit gak mau kakak kenapa napa.
Adit lalu bangun dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya,
Amir masih diam, dia tau adit pasti memikirkan dia yang tidak2, karna selama ini dia tidak pernah menceritakan tentang perilaku jual darahnya kepada keluarganya.
Hari berganti menjadi minggu, minggu berkumpul menjadi bulan, saat2 yang mendebarkan bagi adit tiba, adit mengikuti sidang strata pertamanya untuk menjadi seorang dokter, dan menerimahasil yang sangat memuaskan(cumlaude). Dia bangun memeluk ibunya dan menciumi adiknya, namun satu orang yang penting bagi hidupnya tidak ada, ya adit mencario cari kakaknya amir.
Bu, ibu lihat kak amir? Tanya adit pada ibunya.
Tadi ada nak, tapi barusan keluar, katanya ada perlu mau melunasi biaya sidangmu nak. Jawab ibunya.
Adit lalu keluar mencari kakaknya, tapi tak ditemukannya, dia pun berlari keluar pagar kampusnya. Dan disitu dia menangkap seseorang yang dia kenal. Ya, dia adalah amir, kakak yang sangat di cintai oleh adit. Amir dengan tergesa2 berjalan kaki dengan setengah berlari. Adit pun mulai curiga dengan gerak gerik amir, dia pun mengikutinya. Sampai di suatu tempat amir berdiri dan masuk kedalam. Adit terkejut dengan tempat yang di datangi kakaknya, dia sesorang dokter pasti tahu tempat itu, tanpa disengaja pun airmatanya tak dapat di bendung kembali, kakak yang selama ini dia sayangi dan sempat di curigai yang tidak tidak, kini malah sebaliknya, adit pun mulai sadar kalau selama ini yang dia makan adalah darah kakaknya, tinta pena yang dia tulis adalah darah kakaknya, dia pun mulai menangis terisak sambil melangkah kedalam.
Sesampainya di dalam amir terkejut melihat adit,
Dit ? sapa amir terbata bata
‘’Kak, maaf adit kak, selama ini adit telah memikirkan yang tidak2 buat kakak, maafkan adit kak’’. Sambil menangis adit memeluk kakaknya erat erat tanpa memprdulikan keadaan sekelilingnya.
“Sudahlah dit, yang penting sekarang kamu sudah lulus dan kakak sekarang bisa lega dengan hasil jerih payah kakak” jawab amir sambil tersenyum
Adit pun pulang sambil memopoh kakaknya yang lemas karena lelah. Dua kakak beradik itu sekarang sadar akan rahmad yang diberikan allah pada mereka. Sekian
kawan, setelah sepuluh 5 tahun ayahnya meninggal dunia, amir masih terus bekerja keras, apa saja dia lakukan asalkan itu halal, mulai dari kuli bangunan, melaut, kuli pasar, sampai menjadi petani upahan di kebun kebun orang, semua dia lakukakan untuk mewujudkan cita cita adiknya, walaupun harus pergi setelah subuh pulang menjelang magrib dan kadang juga harus berkutat dengan pekerjaan lain setelah magrib, namun itu tidak akan menggoyahnya.
kawan, saat ini adit telah diterima di sebuah universitas negeri fakultas kedokteran, dan amir pun tau kalau dia sudah tidak boleh lagi bermain main sekarang, dia juga tau kalau biaya kuliah kedokteran bukan sembarang harga, walaupun adit ingin kuliah sambil kerja, namun amir selalu melarangnya, dia hanya ingin adit fokus, dan bisa belajar dengan lebih efectif tanpa beban.
Kawan, krisis demi krisis dilalui amir dalam menghadapi kepahitan hidup dan susahnya mencari nafkah, namun itu tidak mematahkan semangatnya, dia Cuma ingin satu hal,,,adik2 nya bisa bersekolah tinggi. Tahun demi tahun di lalui adit dalam proses belajarnya, hingga suatu saat dia harus mengikuti praktek kerja lapangannya, dan ini yang menjadi bebannya,dia tau kakaknya pergi membanting tulang untuk pendidikannya, dan dia tidak tega mengatakan ini pada amir, namun dia juga paham akan kakaknya, amir akan marah jika dia tidak menceritakannya, dan akhirnya setelah shalat isya adit duduk disamping kakaknya sambil berkata:
Kak, aq dah mulai praktek, aku butuh biaya untuk ini kak, bagaimana menurut kakak? Sapa adit dengan sopannya.
Sesaat amir diam, dan menjawab tegas;
Dit, tugasmu itu kuliah yang benar, urusan duit, yar kakak yang cari, pokoknya kamu harus fokus dengan kuliahmu,
Adit tertunduk,dia sangat terkejut akan kata2 itu, kata2 yg muncul dari kakak yang sangat disegani dan di sayanginya. Adit bangun dan masuk kekamar untuk istirahat, sedangkan amir kembali merenungkan nasibnya untuk besok, sembari memikirkan apa yang harus dilakukan untuk bisa menghasilkan itu dia membaca koran. Sampai matanya lelah karena membaca dan tertidur pulas.
Kawan, keesokan harinya amir melakukan aktivitasnya seperti biasa, setelah shalat subuh di mesjid dia sempatkan membaca alqur’an dan berdoa, setelah itu dia kembali pergi bekerja, bekerja apa saja, asalkan halal dan bisa bermanfaat bagi ibu dan adik2nya. Disaat dia melintasi sebuah jalan, dia heran dengan sesuatu yang dilihatnya, orang orang sedang berkumpul sambil antri, dia pun penasaran dan mendekati kerumunan itu dan bertanya;
Mas, ada apa kok rame2 gini?
Orang itu menjawab; oh ini mas ada donor darah, dibayar lho mas, satu kantung 300 ribu, kan luimayan mas
Amir tersenyum, dia mendapatkan jawabannya sekarang, dia akan mendonor darah, sebagai upah dia akan bisa diberikan buat kuliahnya adit. Dan akhirnya amir mendonorkan darahnya, dan pulang dengan wajah berseri seri penuh kemenangan.
Hari demi hari dilalui amir dengan mengatur menu makannya, dia sudah rajin olah raga dan mengkonsumsi makanan berprotein, karena setiap 1 minngu sekali dia aktif mendonorkan darahnya. Namun adit mulai curiga dengan kakaknya, kakaknya kelihatan kurus sekali, matanya lesu, bibirnya kering dan pucat, adit sampai memikirkan kalau kakaknya sudah terjerumus dalam dunia hitam dan mengkonsumsi narkoba, adit pun mulai curiga kalau semua biaya dia kuliah itu dari hasil penjualan obat obat terlarang. Dan pada suatu malam sebelum tidur adit menjumpai kakaknya, dan bertanya ;
Kak, kakak kurus sekali, kenapa kak? Kakak sakit ya?
Amir hanya diam, adit lalu melanjutkan ;’’ kak, kakak harus hati hati dengan kehidupan di luar sana, dunia sekarang sudah edan kak, adit gak mau kakak kenapa napa.
Adit lalu bangun dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya,
Amir masih diam, dia tau adit pasti memikirkan dia yang tidak2, karna selama ini dia tidak pernah menceritakan tentang perilaku jual darahnya kepada keluarganya.
Hari berganti menjadi minggu, minggu berkumpul menjadi bulan, saat2 yang mendebarkan bagi adit tiba, adit mengikuti sidang strata pertamanya untuk menjadi seorang dokter, dan menerimahasil yang sangat memuaskan(cumlaude). Dia bangun memeluk ibunya dan menciumi adiknya, namun satu orang yang penting bagi hidupnya tidak ada, ya adit mencario cari kakaknya amir.
Bu, ibu lihat kak amir? Tanya adit pada ibunya.
Tadi ada nak, tapi barusan keluar, katanya ada perlu mau melunasi biaya sidangmu nak. Jawab ibunya.
Adit lalu keluar mencari kakaknya, tapi tak ditemukannya, dia pun berlari keluar pagar kampusnya. Dan disitu dia menangkap seseorang yang dia kenal. Ya, dia adalah amir, kakak yang sangat di cintai oleh adit. Amir dengan tergesa2 berjalan kaki dengan setengah berlari. Adit pun mulai curiga dengan gerak gerik amir, dia pun mengikutinya. Sampai di suatu tempat amir berdiri dan masuk kedalam. Adit terkejut dengan tempat yang di datangi kakaknya, dia sesorang dokter pasti tahu tempat itu, tanpa disengaja pun airmatanya tak dapat di bendung kembali, kakak yang selama ini dia sayangi dan sempat di curigai yang tidak tidak, kini malah sebaliknya, adit pun mulai sadar kalau selama ini yang dia makan adalah darah kakaknya, tinta pena yang dia tulis adalah darah kakaknya, dia pun mulai menangis terisak sambil melangkah kedalam.
Sesampainya di dalam amir terkejut melihat adit,
Dit ? sapa amir terbata bata
‘’Kak, maaf adit kak, selama ini adit telah memikirkan yang tidak2 buat kakak, maafkan adit kak’’. Sambil menangis adit memeluk kakaknya erat erat tanpa memprdulikan keadaan sekelilingnya.
“Sudahlah dit, yang penting sekarang kamu sudah lulus dan kakak sekarang bisa lega dengan hasil jerih payah kakak” jawab amir sambil tersenyum
Adit pun pulang sambil memopoh kakaknya yang lemas karena lelah. Dua kakak beradik itu sekarang sadar akan rahmad yang diberikan allah pada mereka. Sekian
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar