Jumat, 22 Juli 2011
Menulis Bebas
Saya ingin melanjutkan lagi tulisan saya di rubrik tips dan trik ini. Sebagai informasi, tulisan berikut, dan tulisan-tulisan sebelumnya juga, adalah beberapa intisari dari berbagai buku referensi yang saya baca. Anggap saja ini sekadar sharing dari saya yang "Ordinary man" ini. Bukan maksud untuk menggurui kok.. Yuk, lanjut baca. ^_^
Begini, untuk menulis dengan baik, pertama kamu harus berkonsentrasi ke “apa”, lalu “bagaimana”. Isi lebih penting daripada gaya. Secara umum, itulah inti yang ingin saya angkat ditulisan terdahulu pada tulisan “Untuk Apa Menulis?”. Semoga itu menjadi motivasi untuk kamu.
Tentunya tidak sampai disitu. Motivasi sangat penting, tapi kita juga butuh beberapa hal teknis. Karena masalahnya adalah, sebagian besar orang menduga bahwa menulis yang baik itu berarti menulis secara kreatif dan mengedit yang mereka tulis secara bersamaan. Alhasil, kegiatan menulis menjadi menegangkan dan kaku.
Rahasia yang paling umum tentang menulis adalah menulis secara cepat dan fasih, lalu, setelah menyelesaikan draft cepat pertama ini, kamu boleh mengoreksi dan menyunting tulisan itu. Para pakar seperti Colin Rose dalam bukunya Super Accelerated Learning, atau Bobby DePorter dengan bukunya yang sangat populer Quantum Learning sepertinya sepakat dengan hal tersebut. Kini komputer jadi membuat proses ini mudah.
Menulislah dengan mengalir bebas. Sambil menghadapi “peta” topik yang sudah tertata, mulailah menulis. Sekali lagi, menulis apa saja. Terserah kamu, kamu bebas kok! Jangan mencemaskan gaya, ejaan, tata bahasa, atau tanda baca dahulu. Biarkan pikiran kamu mengalir di atas kertas. Teruslah menulis secepat mungkin sampai selesai. Ya, harus sampai selesai.
Jangan Melakukan Apa-Apa!
Konon, tulisan yang baik itu mencakup 40% penelitian (pengalaman), 20% menulis, dan 40% revisi. Tak pernah ada orang yang pernah menulis sesuatu yang berharga tanpa setidaknya satu kali revisi. Jika kamu ingin tulisan kamu bagus, bersiaplah untuk beberapa kali melakukan revisi. Tujuan utama dalam menulis bebas adalah agar kamu berlatih menulis secara spontan. Ini berarti, tulisan kamu tak akan sempurna. Akan tetapi juga tak akan kaku.
Lalu, kamu memerlukan periode untuk berhenti memikirkan topik tentang apa yang kamu tulis secara sadar. Beberapa ilmuwan sering menyebutnya periode inkubasi. Pada masa pengendapan ini, pikiran bawah-sadar mungkin akan mulai mengisi bagian-bagian yang hilang dan mengingatkan beberapa hal lagi. Pikiran ini juga mungkin akan berupaya mencari cara pengungkapan yang lebih baik dari maksud kamu. Inilah kekuatan refleksi.
(To Be Continued a.k.a Bersambung...)
Salam Persohiblogan,
Aan Sopiyan
www.ansopiy.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar