Sabtu, 18 Februari 2012
Untukmu Yang Selalu Mengukir Senyum Di Wajahku
Bagikan di Google+
Entah mengapa hatiku selalu senang jika bertemu denganmu..
Entah mengapa selalu saja ada senyum yang terukir bila ku melihat dirimu..
Entah mengapa selalu saja ada senyum yang terukir bila ku melihat dirimu..
Engkau dengan buku-bukumu, berjalan pulang, di bawah naungan hangatnya senja sore itu. Peluh begitu terlihat di wajahmu, menyampaikan pesan kasat mata padaku, bahwa seharian ini engkau telah menjalani hari dengan penuh usaha dan semangat. Meski begitu, entah.. tak mengurangi rasa senang di hatiku ketika melihatmu. Meski dengan peluh yang telah menghiasai wajahmu, bagiku engkau masih tersenyum sore itu..
Juga pernah kudapati dirimu, bersepeda di waktu senggangmu. Cahaya mentari yang hangat di pagi itu, mampu memperlihatkan kepadaku wajah bulatmu yang ceria. Bersama dengan teman-temanmu, engkau lalui pagi itu dengan tawa yang sekali lagi mampu mengukir senyum di wajahku.. Juga tak lupa engkau menyapa para kaum yang kebanyakan dari kita menyebutnya "kaum kecil". Ya, engkau menyapa mereka dengan senyumanmu yang lembut itu. Juga pada pengamen cilik di sana, engkau menyempatkan untuk mengelus lembut kepalanya, sambil menggumamkan sesuatu padanya, yang membuatku penasaran, apa gerangan yang engkau bisikkan padanya. Namun, aku yang kebetulan memperhatikanmu dari jauh ini, senang melihatnya. Ya, aku senang...
Suatu hari, entah kapan tepatnya, ku melihat engkau duduk seorang diri di bawah pohon. Rindangnya dedaunan pohon itu membuatku merasa sedikit tenang, karena dengan bayangan yang dihasilkannya, engkau terlindungi dari teriknya mentari siang itu. Memencet tombol-tombol handphone dengan jari-jemarimu, namun entah mengapa wajahmu terlihat sendu. Aku, yang lagi-lagi kebetulan melihatmu dari jauh ingin menghampiri. Ingin rasanya ku bertanya, apa gerangan hal yang membuatmu tampak sedih.. Ingin kutawarkan bantuan padamu. Namun, aku memutuskan untuk tak mengganggumu siang itu. Tak ingin ku menghadirkan resah untukmu, juga karena engkau tak mengenalku... Namun, ada perasaan aneh yang menghampiriku. Perasaan yang membuatku berkata, "engkau akan baik-baik saja. Aku yakin!"
Sebenarnya masih banyak kisah tentangmu yang ingin kugoreskan lewat tulisan ini, namun mungkin engkau akan diliputi rasa bosan ketika membacanya. Aku tak ingin. Ya, ini semua cerita tentangmu, wahai para wanita yang menutup aurat. Kalian, dengan jilbab yang mampu melindungi kalian dari pandangan-pandangan tak bersahabat... Kalian, dengan kelembutan yang mampu mengubah kerut di wajah menjadi sebuah senyum lebar... Kalian, dengan kasih sayang yang mampu mengubah dendan menjadi sebuah cahaya persahabatan yang menghangatkan..
Entah mengapa, hatiku selalu senang jika bertemu denganmu.
Entah mengapa, selalu saja ada senyum yang terukir bila ku melihat dirimu.
Entah mengapa, selalu saja, ketika melihatmu bersedih, aku akan bergumam sendiri, "engkau akan baik-baik saja, aku yakin!"
Inilah jalan Allah. IA menyuruhmu untuk menutup aurat. Selain untuk melindungimu, mungkin juga dengan begitu, engkau mampu memberi manfaat kepada orang lain. Manfaat yang secara sadar atau tidak, mampu memberi pelajaran kepada siapa saja yang melihatmu. Wahai kalian wanita yang menutup aurat, tetaplah seperti ini hingga penghujung waktu nanti. Tetaplah menjadi sosok yang lemah lembut, yang mampu memberi semangat tak terlihat kepada pribadi-pribadi di sekitarmu. Tebarkan manfaat-manfaat lewat lisanmu. Ku berdoa, semoga kalian selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Asaku, jangan lupa untuk selalu menyampaikan cara berpakaian yang sopan ini kepada wanita-wanita lain di sekelilingmu ya.. Juga, pada anak-anakmu kelak, Insya Allah..
Arya Poetra,
Yang selalu kagum dengan pilihan yang engkau ambil..
Yang selalu tersenyum, dan kagum dengan semangat juang kalian..
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar