Jumat, 04 November 2011
Hujan di Sore Itu
Bagikan di Google+
itu pula yang selalu menjadi keyakinanku.
Hanya di hari rabu setengah hariku berada di kampus. Mulai dari pagi hingga petang. Pernah aku melihat matahari tergelincir di sawah yang aku lewati setiap hari bila ke kampus. Warnanya memancar mengalahkan birunya langit, kuning selanjutnya orange hingga lambat laun menjadi gelap. entah bagaimana bisa langit yang awalnya orange menjadi gelap gulita.
Namun, hari itu aku tak melihat langit orange yag biasa aku lihat. Belum tengah hari langit berubah mendung.
Setelah sholat ashar aku duduk di bangku koridor kampus , tiba-tiba percikan air akibat benturan dari tanah yang di jatuhi hujan membasahi tempat pijakanku saat itu. Aku memandangi langit..aku berfikir...memandangi terus hingga ke ujung pandanganku yang menuju ke awan-awan.
Air hujan itu tak bisa aku lihat jelas muncul keluar dari awan. Air itu terlihat hanya pada saat ia telah berjarak dari awan, dan berbunyi pada saat terbentur dengan benda lain hingga tetesannyapun terbagi dalam percikan kecil yang juga mengenai wajahku sore itu.
Aku tahun bagaimana proses hujan terjadi, namun tak pernahku lihat langsung proses itu, hingga membuat aku penasaran. Apabila teknologi zaman sekarang mampu membuat hujan buatan, namun tak pernah aku kagum dengan penemuan itu karena aku tahun jalan alami lebih luar biasa adanya.
Dan pada saat air itu mengenai wajahku membuat aku berfikir aku ada karena hujan aku merasa karena hujan dan dunia ini ada juga tak lepas dari peranan hujan. Tak ada teori untuk pernyataanku itu namun biarlah aku membuat pernyataanku sendiri tentang hujan sore itu.
No similar templates
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar