Sabtu, 16 Juni 2012
Seorang Pemimpi VS Seorang Pengkhayal
Bagikan di Google+
Seketika banyak yang menertawakannya saat mendengar impiannya.
Dia tidak pernah sedih, dan dia tetap kuat.
“seorang pengkhayal” yaah, memang hanya seorang pengkhayal.
Itulah selalu anggapan orang terhadapnya.
Tidak satupun orang yang mendengarkan, dan mempercayai mimpi gilanya.
Tahukah anda, siapa orang yang satu-satunya yang sangat mempercayainya??
Dia hanya percaya pada dirinya sendiri,
Dia tidak pernah peduli ketika banyak yang meremehkannya.
Dan dia selalu bersikap tegar ketika banyak orang yang meninggalkannya.
Itulah dia, dia bukan pengkhayal tapi dia “seorang pemimpi”
Yaah, dia seorang pemimpi yang berjuang untuk mewujudkan impiannya.
Yang dia tahu hanya allah, yang dia mengerti hanya tuhan yang menciptakan alam semesta ini, yang dia yakini hanya allah yang mengatur semua yang ada di dunia ini.
Dan dia percaya bahwa Tuhannya maha pengasih, maha pemurah, maha pemberi, maha kaya, dan maha segalanya.
Dia hanya “seorang pemimpi” bukan “seorang pengkhayal”
Ya, dia memang benar-benar “seorang pemimpi”.
Tahukah anda, Seorang pengkhayal sama saja seperti pecundang.
Ya, memang benar kenyataanya. Dan pecundang adalah seorang pengecut.
Yang terlalu takut untuk mencoba, yang takut akan kegagalan.
Dan ketika seorang pengkhayal mengalami kegagalan yang terus-menerus,
Dia akan putus asa, pesimis dan mencoba jalan pintas. Yang hasilnya akan membawa kehancuran pada dirinya sendiri.
Tahukan anda, mengapa dia menganggap dirinya seorang pemimpi
dan terus meyakinkan pada semua orang bahwa dirinya bukan seorang pengkhayal???
Karena seorang pemimpi, akan selalu konsisten akan impiannya.
Dia akan bersemangat dengan menggapai impiannya.
Karena dia memiliki keyakinan yang kuat akan dirinya dan penciptanya.
Dia tidak pernah menyerah ketika kegagalan sering menghampirinya.
Dialah orang yang tidak pernah sedikitpun takut untuk menghadapi kegagalan.
Dialah orang yang terus merubah dirinya menjadi lebih baik, menjaga sikapnya.
Dia selalu berusaha memantaskan dirinya untuk menerima dan menggapai impiannya.
Dia tidak pernah curang dalam proses penggapaian mimpinya.
Karena keyakinannya akan alam semesta yang akan mendukungnya.
Keyakinan yang sangat amat kuat dalam jiwanya, karena kedekatanya pada ilahi.
Dia tetap jujur dalam menggapai impiannya, dia terus belajar. Dan tidak pernah puas untuk menimba ilmu. Itulah jiwa “seorang pemimpi”.
Karena, sekarang adalah waktunya seorang pemimpi yang akan menguasai dunia
Dan dia yakin, sekarang waktunya Seorang pemimpi yang akan menjadi pemimpin.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar