Sabtu, 28 Juli 2012
Bersyukur, Lalu Berbahagia..
Bagikan di Google+
Setidaknya...
terdapat sebuah kerangka kesuksesan sepeninggal kegagalan, adalah kesabaran dan do'a yang menyempurnakannya.
Kedewasaan mengikis paradigma dulu. Berfikir radikal hingga membuahkan sebuah karya pikir; "Bukankah kita terlalu mengecilkan makna kasih sayang Tuhan dengan melihat kebahagiaan dalam perspektif parsial? Bukankah segarnya air akan nampak terasa ketika tenggorokan kita dahaga? Bukankah kesadaran ternamakan dari proses yang berbalik makna darinya, kita menyebutnya mimpi. Dan bukankah kita makhluk yang sempurna, dimana kita dipilih langsung Sang Pemilik Otoritas Dunia menjadi pemimpin bagi setiap makhluk yang ada? Tiada alasan mengecilkan makna kenikmatan bahagia, meski tak jarang kesadaran yang melemah mengaburkan semuanya, meruksak konsepsi hakiki".
"Katakanlah: ”Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamuMaka bersyukur, lalu berbahagialah...
pendengaran, penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur".
(Al-Quran Al-Karim Surah Al-Mulk [67]: ayat 23)
bandung, 28 Juli 2012.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar