Sabtu, 19 Januari 2013
Luka Kecil Ibu
Bagikan di Google+
#Angin kencang mematahkan ranting pohon mangga di halaman. Hujan perlahan turun, menyentuh setiap atap rumah yang berjejeran di sebuah kompleks perumahan. Sentuhan itu menimbulkan suara perkusi yang khas. Bukan suara gelas yang dibunyikan dengan sendok, tapi suara yang berirama. Ibu, dengan jilbab biru yang ia kenakan, baju serta rok dengan nuansa biru, mengambil payung biru yang tersandar di dinding. Lalu ia memakai sandal yang biasa ia pakai. Meski hujan, ibu tetap berangkat ke swalayan untuk membeli barang-barang kebutuhan kami.
Sesampainya di swalayan, ibu mengeluarkan secarik kertas berisi daftar barang yang harus dibeli. Dengan gesit ia mengambil barang-barang dari rak, setelahnya ia bawa ke kasir dan membayarnya. Lalu ia pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, ibu tidak sengaja menginjak paku yang tergeletak di lantai dekat pintu masuk. Spontan ia berteriak. Aku bergegas menghampirinya, lalu memapahnya duduk di kursi. Aku mengambil peralatan P3K dan mengobatinya. Lalu aku memeluknya erat. Ibu..#
Oleh: Erlangga Kusumawijaya
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar