Sabtu, 22 Desember 2012
Cinta Lara
Bagikan di Google+
#Matahari mulai terbenam, bulan masih tersipu malu di balik senja, tanda pergantian sore ke malam. Lara bergegas membuka pintu kamar lalu melepas lelah ditempat favoritnya, kasur. Dibalik jendela, ada angin berhembus membawakan aroma mawar begitu lembut dan harum. Mawar mengingatkan Lara pada seorang teman blog yang dicintainya, Andi.
Pertemuan pertamanya dengan Andi sangat mengesankan. Ketika itu sedang musim hujan, banjir menutupi bebatuan sungai yang mengalir, jalan dan sungai menjadi satu. Tak ada beda. Lara lupa membawa payung, terjebak di depan gudang kosong sebuah swalayan. Sedangkan, ia harus segera pulang membawa sepatu yang dibeli sebagai hadiah milad adiknya.
Andi yang tak sengaja parkir mengenakan jas hujan di bawah bertuliskan ojek, tiba-tiba ditumpangi lara “Jalan mawar, ya bang”. Andi kaget dan menoleh ke belakang, spontan berkata “lara”. Akhirnya, Lara bertemu orang yang dicintainya. Lara malu bagai kucing bersayap yang siap mengepakkan sayapnya, walau di sela sayap itu tersembunyi pedang yang dapat melukainya.#
Oleh: Diyah Hafhsah
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar