Sabtu, 19 Januari 2013
Gelap Hutan
Bagikan di Google+
#Aku menjatuhkan diri di bawah pohon paling rindang dan bersembunyi di liang raksasa yang ada di sela-sela akarnya. Langit hitam dan hujan deras membuatku tak sanggup lagi berlari lebih jauh ke dalam hutan. Kulemparkan payung rusak yang ada di genggaman dan menyingkirkan ranting-ranting kecil berujung tajam dari pandangan agar aku bisa duduk bersandar pada akar besar yang terlihat layaknya sandaran kursi yang nyaman.

Kutatap jam tangan. Sudah sepuluh menit berlalu ketika puluhan petir menerjang area bumi perkemahan, membuat semua orang berlarian tanpa arah ke dalam hutan. Aku hanya sempat mengambil ransel sebelum akhirnya menyusul. Sekarang semua orang saling terpencar. Aku sendirian.
Kubuka ransel dengan tangan gemetar menahan dingin yang menusuk. Kulihat beberapa tumpukan kertas basah, sandal gunung, gelas plastik dan beberapa kantung paku yang bisa kugunakan untuk membuat perangkap hewan liar. Tak ada makanan. Aku tertawa dan menghela napas. Mendadak rasa takut menjalari pikiranku.
“Ibu, bagaimana ini? Aku ingin pulang…”#
Oleh: Glen Tripollo
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar