Kamis, 04 Juli 2013
Layang-Layang
Bagikan di Google+
Ku ingin lepas, terbang bebas...................!!!
Itu bagian dari kisah layang-layang yang pernah aku dengar, layang-layang itu ingin terbang tinggi ke awan terbebas lepas dari benang yang mengekangnya, kemudian dia mencoba menggesek-gesekan benang yang memeganginya ke benang layang-layang lain dan akhirnya keinginannya pun terpenuhi, ia terbang bebas kemanapun angin membawanya tanpa bisa dikontrol lagi oleh benang yang biasa menemaninya dikala terbang di awan, namun tanpa disadarinya ternyata lama kelamaan ia akhirnya jatuh tersangkut ke ranting pepohonan dan akhirnya jatuh ke semak belukar bahkan comberan.
Itu bagian dari kisah layang-layang yang pernah aku dengar, layang-layang itu ingin terbang tinggi ke awan terbebas lepas dari benang yang mengekangnya, kemudian dia mencoba menggesek-gesekan benang yang memeganginya ke benang layang-layang lain dan akhirnya keinginannya pun terpenuhi, ia terbang bebas kemanapun angin membawanya tanpa bisa dikontrol lagi oleh benang yang biasa menemaninya dikala terbang di awan, namun tanpa disadarinya ternyata lama kelamaan ia akhirnya jatuh tersangkut ke ranting pepohonan dan akhirnya jatuh ke semak belukar bahkan comberan.
Terkadang dalam kehidupan kita punya keinganan layaknya layang-layang seperti termaktub dalam kisah di atas, kita ingin bebas sebebas-bebasnya tanpa ada yang mengekang, apalagi kalo udah merasa dalam "posisi" yang tinggi dimana lagi merasa dipuncak kejayaan dalam karir atau lagi deras-derasnya "dunia" mengalir di tangan, godaan diri ini semakin ke atas anginnya semakin kencang, ingin sekalian bebas tanpa lagi peduli akan nasihat meski itu dari orang-orang terdekat.
Benang layang-layang itu ibarat nasihat yang akan selalu menemani kita, benang itu akan membangkitkan ketika kita terpuruk, benang itupula yang akan mengendalikan ketika kita di atas supaya tidak terbang bebas tanpa batas yang justru akan menjerumuskan diri ke lembah kehinaan. Yuk teman kita jadi "benang layang-layang" baik tuk diri sendiri maupun orang lain, sehingga kita bisa menjadi umat yang terbaik, sebagaimana dalam firman Alloh;
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali 'Imran;110)
Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang diminta) memberi nasihat.” (HR Bukhari)
Bloofers alangkah indahnya jika kita bisa saling menasihati...
Benang layang-layang itu ibarat nasihat yang akan selalu menemani kita, benang itu akan membangkitkan ketika kita terpuruk, benang itupula yang akan mengendalikan ketika kita di atas supaya tidak terbang bebas tanpa batas yang justru akan menjerumuskan diri ke lembah kehinaan. Yuk teman kita jadi "benang layang-layang" baik tuk diri sendiri maupun orang lain, sehingga kita bisa menjadi umat yang terbaik, sebagaimana dalam firman Alloh;
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali 'Imran;110)
Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang diminta) memberi nasihat.” (HR Bukhari)
Bloofers alangkah indahnya jika kita bisa saling menasihati...
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Sebuah analogi yang bagus, mas Topics. Kita memang memerlukan batasan-batasan agar kita tidak merasa bebas tanpa batas. Agama, keimanan adalah hal yang bisa kita jadikan benang layangan.
BalasHapusNice share mas.
iya bun, nilai2 agama sebagai hukum syara semoga bisa kita jadikan benang itu. bunda juga jadilah benang buat sy ini yang masih belum banyak merasakan manis, asinnya kehidupan ^_^
HapusSetuju dng mbak Niken... sebuah analogi yang bagus. manusia dibekali dengan hati dan akal pikiran, dua itulah yang menjadi filter yang mensinkronkan dengan dua sumber hukum yang mendasar yaitu Al Quran dan As-sunnah
BalasHapus@makasih pak insan atas tambahan yang luar biasa...
HapusJika nasehat sudah nggak bisa meluluhkan hati yang keras, maka tunggulah saat kejatuhannya. Ibaratnya mudah dicerna nalar kita. Layang-layang adalah kita sedangkan benang nasehat buat kita.
BalasHapusiya mas, semoga kita bisa jadi benang satu sama lain ^_^
Hapus